BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Katarak adalah kekeruhan lensa yang mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/ layar yang diturunkan di dalam mata, seperti melihat air terjun.
Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan katarak senilis ini merupakan proses degeneratif (kemunduran ). Perubahan yang terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi kuning warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya. Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi pada umur pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah mengalami perubahan lensa walau mungkin hanya menyebabkan sedikit gangguan penglihatan.
2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya katarak:
- Ketuaan ( Katarak Senilis )
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada usia 60 tahun keatas.
- Trauma
Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, dan bahan kimia dapat merusak lensa mata dan keadaan ini disebut katarak traumatik.
3. Penyakit mata lain ( Uveitis )
4. Penyakit sistemik (DM)
Defek kongenital ( salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal, seperti German Measles ).
3. KLASIFIKASI
v Berdasarkan garis besar katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :
1. Katarak perkembangan ( developmental ) dan degenerative.
2. Katarak trauma : katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata.
3. Katarak komplikata (sekunder) : penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti: DM dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan pada lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata.
1. Katarak perkembangan ( developmental ) dan degenerative.
2. Katarak trauma : katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata.
3. Katarak komplikata (sekunder) : penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti: DM dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan pada lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata.
v Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :
1. Katarak kongeniatal : katarak yang di temukan pada bayi ketika lahir (sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun)
2. Katarak juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun dan di bawah usia 40 tahun.
3. Katarak presenil, yaitu katarak sesudah usia 30-40 tahun
4. Katarak senilis : katarak yang terja pada usia lebih dari 40 tahun. Jenis katarak ini merupakan proses degeneratif ( kemunduran ) dan yang paling sering ditemukan.
4. FAKTOR PREDISPOSISI
- Proses penuaan
- Paparan jangka sinar ultra violet jangka panjang,.
- Penggunaan obat – obatan tertentu, khususnya steroid
- Penyakit tertentu, seperti diabetes
- Trauma pada mata,
- Infeksi firus di masa pertumbuhan janin,
- Kelainan sistemik atau metabolic,
- Terapi kortikosteroid sistemik
- Factor keturunan
- Cacat bawaan sejak lahir
5. PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yan mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan poterior nukleus. Opasitaspada kapsul poterior merupakan bentuk aktarak yang paling bermakna seperti kristal salju.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak. Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang normal. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar UV, obat-obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang lama.
6. PATHWAY
7. MANIFESTASI KLINIK
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya meliputi pengembunann seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak aakan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih.
8. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
· Kekeruhan pada daerah pupil
· Hilangnya reflek fundus saat pemerikasaan menggunakan oftalmoskop
9. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe gllukoma
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
10. THERAPY
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari hari atau bila telah menimbulkan penyulit, seperti glaucoma dan uveitis. Macam – macam pembedahan yang dapat dilakukan antara lain :
- Ekstraksi katarak intrakapsuler :
Merupakan pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. Setelah zonula dipisahkan, lensa di angkat dengan cryoprobe yang diletakkan secara langsung pada kapsula lentis.
- Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler :
Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98% pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat mata selama pembedahan.
- Fakoemulsifikasi
Merupakan penemuan terbaru pada ekstraksi ekstrakapsuler cara ini memungkinkan pengambilan lensa melalui insisi yang lebih kecil dengan menggunakan alat ultrason frekuensi tinggi untuk memecah nucleus dan korteks lensa menjadi partikel kecil yang lebih pendek dan penurunan insidensi astigmatisme pasca operasi.
- Pengangkatan lensa
Karena lensa kristalina bertanggung jawab terhadap sepertiga kekuatan focus mata, maka bila lensa di angkat, pasien memerlukan koreksi optikal. Koreksi ini dapat dilakukan dengan salah satu metode dari 3 metode yaitu:
a. Kaca mata apakia : mampu memberikan pandangan sentral yang baik, namun pembesaran 25% sampai 30% menyebabkan penurunan dan distorsi pandangan perifer spasial, membuat benda – benda nam[ak jauh lebih dekat dari yang sebenarnya.
b. Lensa kontak : jauh lebih nyaman dari kaca mata apakia, tidak terjadi pembesaran yang bermakna (5% sampai 10%), tidak terdapat aberasi sferis, tidak ada penurunan lapang pandangan dan tak ada kesalahan orientasi spasial.
c. Implan lensa Intraokuler : memberikan alternative bagi lensa apakia yang tebal dan berat, untuk mengobati penglihatan pasca operasi.
11. PENATALAKSANAAN
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan biasanya konservatif. Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila visualisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau sarf optikus, seperti diabetes dan glaukoma.
Ada 2 macam teknik pembedahan:
1. Ekstraksi katarak intrakapsuler
Adalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan.
2. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler
Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98 % pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seorang kakek bernama Suhardi,umur 60 tahun datang ke RS karena mengalami gangguan pada matanya.Ketika ditanya oleh dokter mata tentang keluhan kakek tersebut,kakek mengeluh gatal pada mata,sulit melihat,pandangan kabur,mata berair,pandangan buram,pengelihatan kadang berbayang,pada keadaan terang mata silau.Kakek terlihat cemas memikirkan keadaannya.Kakek takut terjadi apa-apa pada dirinya.Kakek menyadari penglihatannya seperti itu sejak 1 tahun yang lalu.Setelah dipriksa oleh Dokter mata kakek terlihat putih,terjadi inflamasi pada mata kakek.
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Anamnesis
- Umur, katarak bisa terjadi pada semua umur tetapi umumnya pada usia lanjut
- Riwayat trauma, trauma tembus ataupun tidak tembus dapat merusak kapsul lensa
- Riwayat pekerjaan, pada pekerja laboratorium atau yang berhubungan dengan bahan kimia atau terpapar radioaktif atau sinar x
- Riwayat penyakit atau masalah kesehatan yang ada : beberapa jenis katarak komplikata terjadi akibat penyakit mata yang lain dan penyakit sistemik
- Riwayat penggunaan obat- obatan
Pemeriksaan Fisik
- Klien mengeluhkan penurunan pandangan bertahap dan tidak nyeri
- Pandangan kabur, berkabut, atau pandangan ganda
- Klien juga melaporkan melihat glare/ halo disekitar sinar lampu saat berkendaraan di malam hari, kesulitan dengan pandangan malam, kesulitan unuk membaca, sering memerlukan perubahan kacamata dan gangguan yang menyilaukan serta penurunan pandangan pada cuaca cerah. Klien juga memberikan keluhan bahwa warna menjadi kabur/ tampak kekuningan
- Jika klien mengalami kekeruhan sentral, klien mungkin melaporkan dapat melihat lebih baik melihat pada cahaya suram daripada terang
- Jika nukleus lensa terkena, kemampuan refraksi mata (kemampuan memfokuskan bayangan pada retina) meningkat. Kemampuan ini disebut second sight
- Katarak hipermatur dapat membocorkan protein lensa ke bola mata yang menyebabkan peningkatan
- Kaji visus, terdapat penurunan signifikan
- Inspeksi dengan penlight menunjukkan pupil putih susu dan pada katarak lanjut terdapat area putih keabu abuan di belakang pupil.
ANALISA DATA
NO | DATA SUBJEKTIF & OBJEKTIF | INTERPRETASI | KESIMPULAN (MASALAH) | ||||||
1 | Data subjektif: 1. Pasien mengatakan pandangan kabur 2. Pasien mengatakan matanya silau ketika melihat terang Data objektif: Pasien terlihat berkedip kedip | Bercak putih pada lensa Pandangan kabur dan silau Gangguan pengelihatan Gangguan sensori perseptual | Gangguan sensori perseptual | ||||||
2 | Data subyektif: 1. Pasien mengatakan sulit melihat 2. Pasien mengatakan pendangannya buram Data objektif: Terlihat terjadi inflamisi pada mata pasien | Sulit melihat, pandangan buram Inflamisi Resiko cedera | Resiko cedera | ||||||
3 | Data subyektif: 1. Pasien mengatakan pengelihatan kadang berbayang 2. Pasien mengatakan matanya berair Data objektif: Pasien terlihat cemas | Pengelihatan berbayang Mata berair ansietas | ansietas | ||||||
4 | Data subyektif: Pasien mengatakan matanya gatal Data objektif: Pasien tampak kebingungan | Lensa keruh Mata gatal Kebingungan Kurangnya pengetahuan | Kurangnya pengetahuan |
makasih atas infonya...
BalasHapus